Rabu, 11 Februari 2009

Serbuk Albumin

Pengaruh Pemberian Berbagai Serbuk Albumin Ikan Terhadap Penutupan Luka Pada Tikus Putih Wistar (Rattus norvegicus) Eddy S, TJ.Moejiharto dan Titik S

Pada penelitian yang dilakukan oleh Suprayitno et al (2002), tentang pemberian filtrat ikan gabus untuk mengetahui penutupan luka pada tikus putih wistar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian filtrat ikan gabus mampu mempercepat penutupan luka pada tikus putih wistar (selama 3 hari). Dari hasil penelitian albumin yang terdapat pada ikan gabus tersebut, maka perlu juga dicoba untuk meneliti kandungan albumin ikan jenis lain untuk mengetahui seberapa besar kandungan albumin ikan tersebut, dan dapat dijadikan alternatif albumin baru selain ikan gabus.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menetapkan pemberian serbuk albumin ikan yang paling efektif (pemberian serbuk albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus), mas (Cyprinus carpio), lele dumbo (Clarias gariepinus) dan bandeng (Chanos chanos)), terhadap penutupan luka pada tikus putih wistar (Rattus norvegicus).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Sentral Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Layanan Pengembangan Penelitian Praklinik dan Pengembangan Hewan Percobaan (LP3HP) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2005.


Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian dibagi menjadi 2 yaitu tahap pertama pembuatan serbuk albumin ikan dan tahap kedua uji patologis tikus wistar. Eksperimen dilakukan untuk mendapatkan jenis ikan yang paling efektif dalam penutupan luka pada tikus putih wistar. Dalam eksperimen ini perlakuan yang diberikan adalah pemberian 1 gram serbuk albumin ikan gabus (A1), serbuk albumin ikan bandeng (A2), serbuk albumin ikan lele dumbo (A3) dan serbuk albumin ikan mas (A4) dengan metode sonde, dan kontrol (A0) dan masing-masing dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pengujian pengaruh perlakuan yang menggunakan uji F. Apabila hasil uji F menunjukkan adanya perbedaan (0,01 < p < 0,05) atau p < 0,01) maka dilakukan uji lanjutan yaitu BNT (Beda Nyata Terkecil) pada tingkat kepercayaan 5% dan 1% untuk menentukan yang terbaik. Parameter uji yang digunakan adalah kadar albumin dan Zn serum darah, penutupan luka dan berat badan, sedangkan uji pendukung yang digunakan adalah profil asam amino dan kadar zn serbuk albumin ikan, uji proksimat untuk ransum pakan.
Dari hasil analisis statistik didapatkan kadar albumin serum darah tikus putih wistar dari pra perlakuan menuju paska perlakuan untuk perlakuan A1 (gabus), perlakuan A2 (bandeng), perlakuan A3 (lele dumbo), perlakuan A4 (mas) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangkan perlakuan A0 (kontrol) menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lain, hal ini berarti ada pengaruh pemberian serbuk albumin ikan terhadap penutupan luka pada tikus putih wistar dibandingkan perlakuan A0 (kontrol). Kadar Zn serum darah tikus putih wistar dari pra perlakuan menuju paska perlakuan untuk perlakuan A0 (kontrol), perlakuan A1 (gabus), perlakuan A2 (bandeng), perlakuan A3 (lele dumbo), dan perlakuan A4 (mas), tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini menunjukkan pemberian serbuk albumin ikan dengan berbagai jenis ikan tersebut memberikan peningkatan kadar Zn serum darah dibandingkan tikus wistar kontrol. Berat badan tikus putih wistar dari pra perlakuan menuju paska luka masing – masing perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Dari hasil analisis untuk penutupan luka dari pra perlakuan sampai paska perlakuan, masing – masing perlakuan A1 (gabus), A2 (bandeng), A3 (lele dumbo), A4 (mas) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangkan perlakuan A0 (kontrol) menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan lainnya, sedangkan dari hasil pengamatan, penutupan luka terbaik ditunjukkan pada perlakuan dengan pemberian serbuk albumin ikan gabus, dan dari perhitungan perlakuan terbaik (de Garmo) serbuk albumin ikan gabus merupakan serbuk albumin ikan yang paling efektif dalam penutupan luka. Serbuk albumin ikan yang mengandung asam amino ini sangat berperan penting sebagai nutrisi dalam proses penutupan luka. Untuk mendukung proses penutupan luka yang optimal maka intake protein perlu mendapatkan perhatian.
Saran dari hasil penelitian ini adalah perlu diteliti lebih lanjut tentang kadar albumin dari jenis ikan yang lain yang dimaksudkan sebagai HSA (Human Serum Albumin), sehingga membantu penutupan luka dan penyembuhan luka. Penting adanya penelitian lanjutan untuk menetapkan dosis pemberian serbuk albumin ikan untuk membantu penutupan luka. Untuk mengetahui lebih detail penutupan luka pada jaringan dapat diteliti lebih lanjut dengan foto penampang jaringan 3 dimensi untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar